Subscribe to our RSS Feeds
Hello, this is a sample text to show how you can display a short information about you and or your blog. You can use this space to display text or image introduction or to display 468 x 60 ads and to maximize your earnings.

Perpecahan Kabinet Israel

0 Comments »
Perpecahan Kabinet Israel
[JP Online, Kamis, 15 Januari 2009]
Menlu dan Menhan Minta Gencatan Senjata, PM Ingin Perang Diteruskan

JERUSALEM - Dari luar, Israel seperti tak bergeming terhadap derasnya tekanan internasional yang menghendaki mereka berhenti membantai di Jalur Gaza. Tapi, di dalam negeri mereka, negeri Zionis itu ternyata tak sekukuh dan sesolid yang diperkirakan banyak pihak.

Sebagaimana dilansir harian Inggris The Independent kemarin (14/1), perpecahan mulai menghinggapi kabinet pemerintahan negeri Yahudi itu. Tiga sosok yang paling bertanggung jawab terhadap penyerangan ke Gaza berseberangan pendapat. Menteri Luar Negeri Tzipi Livni dan Menteri Pertahanan Ehud Barak dilaporkan menghendaki gencatan senjata segera diadakan. Namun, Perdana Menteri Ehud Olmert bersikeras agar perang dilanjutkan.

Livni maupun Barak sama-sama kandidat kuat menjabat perdana menteri jika partai masing-masing menang pada pemilu 10 Februari mendatang. Livni, ketua umum Partai Kadima, dari awal sudah menyatakan tidak akan berdamai dengan Hamas.

Tapi, tekanan PBB dan dunia internasional membuat perempuan 48 tahun itu mulai berubah pikiran. Dia kini menginginkan gencatan senjata dengan syarat Hamas harus menghentikan serangan roket ke wilayah Israel. Jika Hamas menolak, barulah serangan lebih besar dilanjutkan ke Gaza.

"Sekarang kalian mengerti. Jika berani menyerang wilayah kami, balasannya bisa lebih kejam dan ini bagus," kata putri mantan agen Mossad (dinas rahasia Israel) itu yang ditujukan kepada Hamas seperti dikutip BBC.

Di sisi lain, Ehud Barak, pemimpin Partai Buruh, mengatakan bahwa gencatan senjata dengan Hamas sebaiknya segera ditempuh lewat bantuan mediasi Mesir. Hanya, kata dia, kesepakatan tunggal di Kairo tak menjamin bakal terjadi perdamaian selamanya.

Sementara itu, Olmert menolak membeber alasan di balik sikap ngototnya untuk melanjutkan agresi. Mark Regev, juru bicara Olmert, hanya mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan hukuman bagi Hamas.

Jawaban justru datang dari kolumnis senior dan berpengaruh Israel Ben Caspit. Menurut dia, Olmert berkepentingan memperpanjang perang agar pelaksanaan pemilihan umum bisa ditunda. Dengan demikian, Olmert pun mendapatkan bonus tambahan masa tugas.

Selain itu, lanjut Caspit, dengan menumpas Hamas dan kemungkinan menyelamatkan Gilad Shalit -serdadu Israel yang diculik Hamas- Olmert ingin mencatat, dalam bahasa Caspit, "prestasi yang benar-benar bersejarah".

"Jika (prestasi yang benar-benar bersejarah) itu bisa diwujudkan, Olmert juga punya peluang lolos dari jerat kasus korupsi yang ditudingkan kepadanya," tulis Caspit di kolomnya di koran beroplah terbesar Israel, Yediot Aharonot.

Usamah bin Laden Serukan Rebut Al-Aqsha
KOTA GAZA - Pucuk pimpinan Al Qaidah Usamah bin Laden menyerukan agar umat muslim berjihad untuk menghentikan serangan Israel ke Jalur Gaza. Melalui rekaman suara, selain menyerukan jihad, Usamah juga menyesalkan pemerintah Arab yang mencegah aksi penduduknya untuk menyuarakan kemerdekaan Palestina.

Berita rekaman suara Usamah bin Laden itu disebarkan dari situs Islam yang selama ini selalu menyebarkan rekaman suaranya. Pusat Intelijen Amerika Serikat menyatakan bahwa suara rekaman yang dikirimkan kemarin dipastikan keotentikannya. ''Hanya ada satu jalan untuk membawa kembali Al Aqsa dan Palestina, dan itu adalah jihad di jalan Allah," ujarnya.

Dalam rekaman sepanjang 22 menit itu, Usamah juga menyebut calon musuh besarnya, presiden terpilih AS Barack Obama, akan mendapat warisan masalah yang sangat berat dari George W. Bush. ''Sekarang Amerika telah menjadi pengemis dan ke depan akan semakin tidak berdaya," katanya merujuk pada krisis finansial yang menghancurkan perekonomian AS. Usamah menegaskan, kebangkrutan ekonomi itulah yang mendorong AS mendukung Israel menggempur Gaza untuk mengalihkan perhatian dunia.

Menanggapi kemunculan kembali musuh besarnya, Gedung Putih menuding dirilisnya lagi pidato Usamah tersebut semakin menunjukkan bahwa terdakwa otak serangan ke WTC pada 11 September 2001 itu telah terisolasi. ''Rekaman itu hanya demonstrasi bahwa dia semakin terisolasi serta ideologi, misi, dan agendanya semakin ditentang dunia," ujar Juru Bicara Gedung Putih Gordon Johndroe kemarin. Terakhir rekaman pidato Usamah muncul pada Mei 2008, saat Israel memperingati hari berdirinya ke-60. Pada rekaman itu, Usamah juga menyerukan kemerdekaan Palestina.

Dari medan tempur di Gaza, tiga roket dari Lebanon kembali menghantam wilayah Israel Utara kemarin (14/1).�Itu adalah insiden serupa kedua sejak Israel menyerbu Jalur Gaza yang sudah berlangsung 19 hari.

Polisi Israel mengatakan, roket itu jatuh ke wilayah terbuka di kota Kiryat Shemona dan tidak ada laporan korban jiwa. Warga Israel di wilayah utara sudah diminta mengamankan diri menuju perlindungan bom.

Empat roket dari Lebanon juga mendarat di Israel Utara, Kamis (8/1) lalu. Pejuang Hizbullah yang bermarkas di Lebanon membantah menembakkan roket-roket tersebut. Kelompok-kelompok pejuang Palestina berskala kecil yang juga bermarkas di Lebanon diduga menjadi pelakunya.

Para pejabat Israel mengungkapkan kekhawatirannya bahwa para milisi di Lebanon berusaha melibatkan diri sebagai bentuk solidaritas atas serangan Israel terhadap wilayah Hamas di Gaza. Para pejabat Lebanon mengatakan, tentara Israel langsung membalas tembakan roket itu dengan menembakkan mortir ke Lebanon Selatan. Militer Israel mengatakan, tembakan tersebut diarahkan ke sumber peluncuran roket.

Sementara itu, pesawat-pesawat tempur Israel terus menggempur wilayah Gaza. Dalam sebuah serangan, mereka menghantam kompleks pemamakan, tempat peluncuran roket, gudang senjata, dan terowongan di Jalur Gaza.

Kemarin Sekjen PBB Ban Ki-moon tiba di Kairo, Mesir, untuk mendesak Israel dan Hamas mematuhi resolusi gencatan senjata.Sejauh ini, sedikitnya 975 warga Palestina tewas dalam serangan Israel. Sebanyak 13 warga atau tentara Israel juga tewas, empat di antara mereka terkena roket dari Gaza dalam pertempuran sejak 27 Desember itu. (AP/BBC/Rtr/kim)

(JPNN.COM, Rabu, 07 Januari 2009 , 11:31:00)
Seberapa Luaskah Wilayah Gaza Itu?
Status Bukan Provinsi Bukan Negara Bagian

TIDAK lebih dari 500 kilometer persegi. Lebarnya hanya sekitar 10 kilometer dan panjangnya 50 kilometer. Kalau di Jatim, kira-kira hanya sama dengan dari Bangil ke Probolinggo. Lebarnya hanya sama dengan Probolinggo-Leces dan Bangil-Beji. Atau sama dengan dari Tanjung Kodok ke Tuban. Wilayah itu berbukit, tapi tidak bergunung. Dataran paling tinggi hanya 150 meter. Meski punya pesisir sepanjang 45 kilometer, seluruh akses ke Laut Tengah itu dikuasai Israel. Bandaranya juga dikuasai Israel. Satu-satunya batas yang bukan Israel adalah bagian selatannya sepanjang 12 kilometer: berbatasan dengan Mesir.

Meski Gaza ini bagian dari wilayah negara Palestina, kalau mau ke ibu kota harus melalui daratan Israel sejauh kira-kira 40 kilometer. Ini berarti orang Palestina di wilayah Gaza kalau mau ke wilayah Palestina yang lain di Tepi Barat harus mengantongi paspor dan harus mendapat izin Israel. Luas wilayah Palestina yang di timur (disebut Tepi Barat, karena letaknya di tepi barat Sungai Jordan) itu sekitar lima kali lebih besar dari Gaza. Di wilayah Tepi Barat ini penduduknya sekitar 2,5 juta orang. Dengan demikian, kalau Gaza dan Tepi Barat dijumlah, penduduk Palestina 4 juta orang (wilayah Gaza berpenduduk 1,5 juta).

Israel memang berjanji menyerahkan wilayah Palestina kepada orang Palestina secara bertahap. Mula-mula hanya Jericho, satu kota sebesar Kecamatan Tulangan (Sidoarjo, Jatim) di timur Jerusalem. Lalu sebagian lagi wilayah di utara Jerusalem. Lalu bagian lain Tepi Barat. Tiga tahun lalu barulah wilayah Gaza yang diserahkan. Masih banyak lagi yang mestinya diserahkan, tapi diragukan apakah Israel masih mau menyerahkan sisanya. Termasuk Dataran Tinggi Golan yang harus dikembalikan ke Syiria.

Sejak diserahkan ke Palestina tiga tahun lalu, status Gaza tidak jelas. Bukan provinsi, bukan juga negara bagian. Bahkan, antara Gaza dan Tepi Barat hampir tidak ada hubungan sama sekali. Baik hubungan transportasi maupun hubungan politik. Gaza seperti tidak ada hubungan apa-apa dengan pemerintah pusat di wilayah Tepi Barat.

Di wilayah Gaza hampir 100 persen penduduknya pengikut Hamas. Yakni, aliran yang tidak mau menggunakan jalan diplomasi dalam merebut semua wilayah Palestina. Hamas tidak percaya Israel mau secara suka rela mengembalikan wilayah Palestina, termasuk Jerusalem. Hamas pernah minta agar seluruh wilayah Palestina dan Israel itu jadi satu negara saja: Negara Palestina. Bahwa sebagian besar penduduk negara ”baru” itu beragama Yahudi, tidak apa-apa. Demokrasi yang akan mengatasi hubungan mayoritas-minoritas itu (Yahudi 7 juta, Palestina 4 juta). Israel menolak, karena khawatir lama-lama penduduk Arab (Palestina) akan mayoritas.

Kalau di Gaza penduduknya adalah pengikut Hamas, di Palestina wilayah timur (Tepi Barat) penduduknya mayoritas pengikut kelompok Fatah. Yakni, kelompok yang juga berjuang mengembalikan seluruh wilayah Palestina, tapi melalui jalan perundingan. Dua kelompok ini sering terlibat dalam perang bersenjata secara terbuka dan menelan banyak korban. Dengan demikian, meski Negara Palestina itu satu, pemerintahannya sebenarnya ada dua. Pemerintahan di Tepi Barat dipegang Fatah dan pemerintahan di Gaza dipegang Hamas.

Israel memang kelihatan tidak mau kehilangan kontrol. Wilayah timur (Tepi Barat) itu diserahkan ke Palestina tidak secara utuh. Wilayah Jericho, ibarat satu pulau kecil di tengah-tengah Israel. Wilayah utara juga seperti pulau besar di tengah-tengah Israel. Wilayah selatan juga berada di tengah-tengah wilayah Israel. Wilayah utara yang agak luas pun, bentuknya lucu karena banyak wilayah Israel yang menjorok ke wilayah Palestina di sana-sini.

Jadi, Palestina yang sekarang sebenarnya bukan terbagi dua wilayah (Gaza dan Tepi Barat), tapi terbagi empat atau lima wilayah yang tersebar di tengah-tengah negara Yahudi.(*)


Salam Persahabatan
ParaDIsE.group

0 Responses to "Perpecahan Kabinet Israel"

Posting Komentar