[JP Online, Kamis, 29 Januari 2009]
Habisi Nyawa 5 Anak, Istri, lalu Bunuh Diri
LOS ANGELES - Diberhentikan dari Kaiser Permanente Medical Center West Los Angeles membuat Ervin Lupoe gelap mata. Apalagi, sang istri, Ana, yang sama-sama bekerja di klinik itu juga dipecat. Tak kuasa membayangkan beban hidup yang harus ditanggung selanjutnya, dia nekat membunuh istri dan lima anaknya, lantas bunuh diri.
Mayat Ana ditemukan terbujur di kamar tidur lantai atas bersama jasad dua putra bungsu mereka yang kembar dan masih berusia dua tahun. Sedangkan putri sulung mereka yang berusia delapan tahun ditemukan tidak bernyawa di samping jenazah adik perempuan kembarnya, 5, dan sang ayah di kamar lain.
Dalam faks yang dia kirimkan ke Kantor KABC-TV, pria Los Angeles itu mengatakan bahwa pembunuhan tersebut direncanakan bersama istrinya. Meski begitu, dialah yang bertindak sebagai eksekutor. Menurut pasangan paramedis yang kalap karena mendadak menjadi pengangguran tersebut, mati adalah jalan keluar terbaik bagi keluarga mereka. Termasuk, anak-anak. ''Mengapa harus menyerahkan anak-anak kita ke tangan orang lain,'' tulis Ervin dalam pesan yang dia kirimkan pada Selasa (27/1) dini hari waktu setempat.
Esok paginya, faks yang dikirim Ervin itu diteruskan KABC-TV ke pihak berwajib. Bersamaan dengan itu, Kepolisian Los Angeles juga menerima laporan pembunuhan dari seorang pria lewat telepon. ''Saya baru saja pulang ke rumah dan mendapati seluruh anggota keluarga saya tewas terbunuh,'' ujar pelapor yang diduga sebagai Ervin seperti dikutip Associated Press kemarin (28/1).
Karena mendengar dua laporan pembunuhan tersebut, polisi pun bergegas meluncur ke rumah keluarga Lupoe di Wilmington. Mereka tiba di kawasan yang terletak di antara pelabuhan Los Angeles dan Long Beach itu pada Selasa lalu, sekitar pukul 8.30 waktu setempat, selang beberapa menit dari waktu pembunuhan. ''Bau mesiu dari senapan yang digunakan untuk menembak para korban masih jelas tercium,'' ujar petugas.
Letnan John Romero menuding Ervin sebagai tersangka pembunuhan. Sebab, meski dalam faks dia menyebut Ana sebagai dalang pembunuhan berencana tersebut, bukti yang ada memunculkan dugaan lain. ''Pistol yang digunakan untuk menghabisi keluarga Lupoe tergeletak di samping mayat Ervin,'' tegas Romero. Itulah yang membuat polisi yakin Ervin-lah yang harus bertanggung jawab atas kejahatan tersebut.
Kepala Crescent Heights Elementary School Cherise Pounders-Caver mengatakan bahwa Ervin mengeluarkan tiga anaknya dari sekolah sekitar satu setengah pekan lalu. ''Alasannya, mereka akan pindah ke Kansas dan tiga siswa kami itu akan dipindahkan ke sekolah lain,'' ujarnya seperti dilansir CNN kemarin. Merasa tidak ada yang aneh, Pounders-Caver pun tidak menanyakan alasan kepindahan mereka.(hep/ami)
Salam Persahabatan
ParaDIsE.group
Habisi Nyawa 5 Anak, Istri, lalu Bunuh Diri
LOS ANGELES - Diberhentikan dari Kaiser Permanente Medical Center West Los Angeles membuat Ervin Lupoe gelap mata. Apalagi, sang istri, Ana, yang sama-sama bekerja di klinik itu juga dipecat. Tak kuasa membayangkan beban hidup yang harus ditanggung selanjutnya, dia nekat membunuh istri dan lima anaknya, lantas bunuh diri.
Mayat Ana ditemukan terbujur di kamar tidur lantai atas bersama jasad dua putra bungsu mereka yang kembar dan masih berusia dua tahun. Sedangkan putri sulung mereka yang berusia delapan tahun ditemukan tidak bernyawa di samping jenazah adik perempuan kembarnya, 5, dan sang ayah di kamar lain.
Dalam faks yang dia kirimkan ke Kantor KABC-TV, pria Los Angeles itu mengatakan bahwa pembunuhan tersebut direncanakan bersama istrinya. Meski begitu, dialah yang bertindak sebagai eksekutor. Menurut pasangan paramedis yang kalap karena mendadak menjadi pengangguran tersebut, mati adalah jalan keluar terbaik bagi keluarga mereka. Termasuk, anak-anak. ''Mengapa harus menyerahkan anak-anak kita ke tangan orang lain,'' tulis Ervin dalam pesan yang dia kirimkan pada Selasa (27/1) dini hari waktu setempat.
Esok paginya, faks yang dikirim Ervin itu diteruskan KABC-TV ke pihak berwajib. Bersamaan dengan itu, Kepolisian Los Angeles juga menerima laporan pembunuhan dari seorang pria lewat telepon. ''Saya baru saja pulang ke rumah dan mendapati seluruh anggota keluarga saya tewas terbunuh,'' ujar pelapor yang diduga sebagai Ervin seperti dikutip Associated Press kemarin (28/1).
Karena mendengar dua laporan pembunuhan tersebut, polisi pun bergegas meluncur ke rumah keluarga Lupoe di Wilmington. Mereka tiba di kawasan yang terletak di antara pelabuhan Los Angeles dan Long Beach itu pada Selasa lalu, sekitar pukul 8.30 waktu setempat, selang beberapa menit dari waktu pembunuhan. ''Bau mesiu dari senapan yang digunakan untuk menembak para korban masih jelas tercium,'' ujar petugas.
Letnan John Romero menuding Ervin sebagai tersangka pembunuhan. Sebab, meski dalam faks dia menyebut Ana sebagai dalang pembunuhan berencana tersebut, bukti yang ada memunculkan dugaan lain. ''Pistol yang digunakan untuk menghabisi keluarga Lupoe tergeletak di samping mayat Ervin,'' tegas Romero. Itulah yang membuat polisi yakin Ervin-lah yang harus bertanggung jawab atas kejahatan tersebut.
Kepala Crescent Heights Elementary School Cherise Pounders-Caver mengatakan bahwa Ervin mengeluarkan tiga anaknya dari sekolah sekitar satu setengah pekan lalu. ''Alasannya, mereka akan pindah ke Kansas dan tiga siswa kami itu akan dipindahkan ke sekolah lain,'' ujarnya seperti dilansir CNN kemarin. Merasa tidak ada yang aneh, Pounders-Caver pun tidak menanyakan alasan kepindahan mereka.(hep/ami)
ParaDIsE.group
Ervin Lupoe,
Kasus Bunuh Diri
00.11
0 Responses to "Habisi Nyawa 5 Anak"
Posting Komentar