Mengkritisi Images Religius
Kamis, 16 Syawal 1429
Melalui media internet (atau terkadang juga dalam bentuk selebaran cetak, dsb). Tak jarang kita menerima email yang berisi tentang 'bukti-bukti kebesaran Allah atau Islam' atau 'Mukjizat Allah' atau sekedar link ke sebuah situs/blog yang memuat berita atau penjelasan tentang apa yang dianggap atau diklaim sebagai 'ayat-ayat (mukjizat) Allah yang nyata'. Biasanya, yang dapat dilihat dalam berita semacam itu adalah sesuatu yang terlihat mengejutkan; berupa gambar atau kejadian alam yang 'aneh' atau tidak biasa. Misalnya, adanya tulisan lafal Allah atau Muhammad atau kalimat / kata yang berhubungan dengan Islam pada benda-benda atau makhluk-makhluk di alam. Tetapi ada juga yang lebih dari itu. Berikut ini sejumlah contohnya, namun – sebaiknya kita renungkan dulu:
1. Pernahkah kita mempertanyakan kesahihan atau kebenaran dari gambar-gambar semacam itu? Jangan-jangan cuma lukisan tuangan kreatifitas sang pelukisnya (kasus gambar pohon yang membentuk lafal laa ilaaha illallaah) atau manipulasi gambar (kasus di bawah).
2. Bagaimana jika ada bentukan-bentukan di alam (yang kalau kita bayangkan dengan sedikit imajinasi) ternyata berbentuk SALIB atau wajah YESUS atau BINTANG DAVID atau lambang keagamaan atau sekte2 kepercayaan lain?
3. Sebenarnya perlukah kita 'membuktikan' kebenaran Allah atau Islam dengan cara seperti ini? Ataukah ia hanya akan menjadi bahan olok-olok dari orang di luar Islam?
Tulisan ini tidak bertujuan untuk mengecilkan kebesaran Allah atau membantah kebenaran Islam, tetapi untuk menunjukkan bahwa hal-hal yang diklaim sebagai bukti tersebut adalah sesuatu yang salah dan tidak pada tempatnya. Tulisan ini juga bertujuan untuk mengajak kaum muslimin agar berpikir lebih kritis dan tidak sekedar ikut-ikutan sehingga menjadi bahan olok-olokan kaum yang lain.
Sesungguhnya berbagai bukti ilmiah, benar-benar hasil penemuan ilmu dan teknologi manusia mutakhir, telah menunjukkan kebenaran dari ayat-ayat qauliyah atau wahyu Allah dalam Al Qur'an.
Ketika Bulan Terbelah
(Tafsir Surat Al-Qamar [54]:1)
Dalam catatan kaki dari terjemahan al Qur'an Departemen
Memang ada hadits yang meriwayatkan peristiwa terbelahnya bulan di masa Nabi ini. Hal ini terjadi ketika kaum musyrikin 'menantang' Nabi untuk menunjukkan bukti kenabiannya dengan meminta membelah bulan. Kesahihan riwayat hadits ini saya tidak terlalu tahui.
Sejak cukup lama, telah beredar melalui internet sebuah gambar permukaan bulan yang diklaim sebagai bukti pernah terbelahnya bulan sekaligus bukti 'kebenaran' ayat di atas. Gambar aslinya dapat dilihat pada situs Badan Antariksa Amerika (NASA).> Lihat
Di
Beberapa fakta tentang bentukan alam di bulan tersebut:
· Ilmuwan menyebutnya sebagai RILLE. Meskipun ada banyak spekulasi tentang asal muasal kejadiannya, tetapi pendapat terkuat menyatakan bahwa ia merupakan bekas kanal atau saluran lava yang keluar dari perut bulan di masa lampau. Khusus yang berbentuk lurus, diduga merupakan patahan tanah yang turun di antara 2 sesar (> Lihat) kerak bulan yang sejajar.
· RILLE mempunyai berbagai macam bentuk. Lurus dan panjang seperti gambar di atas adalah salah satunya. Sisanya ada yang seperti aliran sungai sebagaimana di bumi (> Lihat). Mereka ditemukan di hampir semua titik di permukaan bulan.
· RILLE tidaklah sepanjang yang diperkirakan. Meskipun ada yang mencapai ratusan kilometer, tetapi tidak ditemukan RILLE yang mengelilingi seluruh permukaan bulan. Kalau bulan pernah terbelah dua dan RILLE tersebut adalah bukti bekas belahannya, tentunya kita bisa harapkan bahwa RILLE tersebut membentuk garis yang mengelilingi bulan.
Jadi, tidak tepat menjadikan gambar di atas sebagai bukti bahwa bulan pernah terbelah.
Bagi kita, yang mengimani Allah, ayat tersebut harus dipercayai. Allah Maha Kuasa untuk membelah bulan. Dan Ia pun kuasa untuk menyatukannya kembali, dengan atau tanpa bekas. Semuanya mudah bagi Allah.[]
Bukit 'Budha'
Dengan sedikit imaginasi dan kemampuan olah foto, jadilah 'Kepala Sang Budha' menjadi 'bukti' kebesaran Allah.
Gambar semacam ini (kolom sebelah kiri, di bawah) sudah sejak lama beredar di internet melalui berbagai mailing list tempat berdiskusi kaum muslimin. Dan gambar ini (beserta beberapa yang lain) dijadikan sebagai 'bukti' kebesaran Allah. Lagian apa hubungannya 'Sang Budha' dengan kebesaran Allah atau kebenaran Islam?
Aurora Melafalkan Allah
Ketika orang lain tidak melihat seperti yang Anda bayangkan. Gambar semacam ini (kolom sebelah kiri, di bawah), tentang ditemukannya lafal 'Allah' atau 'Muhammad' pada berbagai benda, binatang, atau kejadian adalah sebuah contoh dari fenomena psikologis yang disebut: PAREIDOLIA(Silakan klik untuk lihat fenomena "mirip-miripan" lainnya, termasuk yang mirip Yesus, atau Bunda Maria). Ia adalah: "Obsesi benak kita untuk menemukan pola (gambar bermakna tertentu) dalam sesuatu yang sebenarnya samar, acak atau bisa memiliki aneka makna (ambiguous), dari bentukan awan hingga guratan kayu".
Jadi, boleh 'kan jika saya melihat 'gambar' lain pada foto aurora (cahaya kutub) di bawah ini?
Ketika Langit berwarna Merah Mawar
(Tafsir
Mengomentari lagi tentang foto-foto kebesaran Allah. Sepertinya kita mesti hati-hati untuk menafsirkan kebenaran ayat Al-Quran dengan penemuan/data ilmiah, khawatir keliru!
Ini gambar yang dijadikan rujukan sebagai tafsir dari salah satu ayat dari
Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak.
Dikatakan bahwa gambar ini, yang merupakan hasil tangkapan dari Teleskop ruang angkasa Hubble, menunjukkan bahwa jika nanti bintang meledak, maka hasilnya adalah warna merah seperti mawar. Bahkan dalam beberapa email yang beredar dinyatakan bahwa seharusnya gambar ini, sebuah nebula, seharusnya dinamai 'Oily Red Rose Nebula' (Nebula Mawar Merah Yang Berkilap).
Ini gambar yang sama dengan skema warna yang lain. Warna ini lebih mendekati warna kalau dilihat dengan mata. Astronomer memberi nama benda angkasa ini Cat's Eye Nebula (Nebula Mata Kucing), karena memang warnanya yang hijau dan bentuknya yang bulat seperti mata kucing. Nah, jadi gimana nih? Merah atau Hijau warnanya?!
Astronomer biasanya "mewarnai" hasil "tangkapan" mereka dengan warna-warna yang bermakna khusus untuk menganalisa komposisi atau struktur dari benda angkasa. Misalnya, pada gambar ini, biru adalah warna untuk pendaran atom Oksigen.
Cukuplah, menurut saya, gambar ini membuktikan kebesaran Allah, dalam artian bahwa bintang-bintang nantinya akan dihancurkan. Matahari kita juga akan menemui ajalnya kelak. Mungkin dengan ledakan hebat seperti Nebula di atas. Ledakannya, boleh jadi akan melumat bumi dan isinya. Dan hal tersebut merupakan perkara kecil dan mudah bagi Allah. Tetapi tentunya, bukan bukti atas tafsir ayat 37
[]
Disebarluaskan dari: http://al-habib.tripod.com
0 Responses to "Mengkritisi Images Religius"
Posting Komentar